Wednesday, December 7, 2016

Antara Hidup dan Mati !!!



Kehidupan di alam buana tak seabadi yang kau kira, ia tak seindah yang engkau pandang, ia tak sekemilau dari yang engkau duga. Prihal mata yang tak pernah enggan membuka romansa hubungan suci dengan pencipta, mencipta suasana dangkal yang hadir pada kedua bola mata yang tak pernah sampai melihatnya. Banyak dari kita yang terbengkalai dan terlalu silau pada kehidupan didunia, dan terlalu mencintai dunia tapi takut kematian.

Betapapun kita menikmati dunia ini, maka kelak sampailah jua kita pada pintu yang sebenar-benarnya megah. Yang tiada ragu suatu timbalan akan rezeki Allah menurunkan kita ke dunia. Pintu tersebut seolah menjadi gerbang tempat engkau kembali bertemu dengan sang Allah maha gagah. Pintu tersebut seolah menjadi sebuah jawaban atas apa-apa yang telah kita lakukan didunia.

Kehidupan buana itu seperti kita menunggu pada tujuan akhir yang nyata. Kehendak Allah maha mulia tak pernah bisa kita bantah, tak pernah bisa kita tolak dan tak pernah bisa kita mengelak kepada suatu keniscayaan yang telah tertulis didalam kepastian yang nyata. Karena dia maha kuasa pada diri kita yang kerdil, yang bila kita bandingkan kita itu bagai titik tinta pena dibahagian samudera yang membahana bumi.

Allah maha mulia memang adil, Dia adalah hakim paling adil diseantero semesta raya. Dia ciptakan kita bernafas, bertumbuh dan berakhir. Lalu dimulailah kita pada babak yang baru, babak yang semuanya serba lurus, tak pernah berkelok kebenarannya barang sebiji dzarohpun. Maka kita harus percaya bahwa ada suatu kehidupan yang abadi setelah kematian kita di alam buana.

Bagi orang-orang yang mengira bahwa hidup itu akan berakhir seiring dengan orang-orang mengiring kita pada tanah yang cokelat pekat, tiada yang hancur luluh dengan tanah akan bangkit, tulang belulang yang tiada tanpa daging akan bangkit.

Merekalah yang tak pernah bersyukur pada yang maha pemberi, mereka seolah tak pernah mau untuk bersujud kepada sang maha kuasa atas segala daya. Bahkan banyak dari kita yang membantah keberadaanya. Sungguh wahai manusia, engkau berada didalam kesesatan yang nyata.
Maka didalam mereka terdapat suatu permintaan dari beribu penyesalannya tatkala hidup didunia dengan kesia-siaan yang nyata. Tak pernah mau untuk menaati kewajiban yang dianjurkan untuk menyembah Allah Maha Kuasa atas Semesta Raya. Mereka ingkar pada ketetapan yang diturunkan Allah.

Maka bagi mereka adalah orang yang hendak mengajukan untuk hidup sekali lagi hanya untuk menyembah Allah maha Mulia. Tapi Allah jua telah berkuasa atas waktu-waktu yang telah ditentukan bagi manusia. Andaikala penyesalan datangnya sebelum kita menutup mata dialam buana, masihlah kita bisa memperbaiki agar tiada penyesalan nampak bagimu dihadapan-Nya. Namun apalah daya, manusia memanglah tempatnya penyesalan bersandar.
Namun bagi orang-orang yang merendah diri selama hidup didunia dan setelahnya. Mereka menaati apa yang dilarang dan apa yang dianjurkan oleh penguasa semesta raya Allah Maha Mulia dan rasul-rasulnya. Maka bagi mereka adalah suatu janji yang nyata yang telah diberitakan Allah maha mulia didalam Al-quran, syurga yang didalamnya dipenuhi dipan, baju sutera, sungai yang mengalir dibawahnya. Maka nikmat mana yang engkau lupakan keniscayaannya?Sudah seharusnya kita mengerti dan menyadari bahwa hidup dibumi ini bukanlah untuk berkuasa, berkuasa pada kehendak, diri, kemauan, hawa nafsu dan kepastian yang disesatkan kesombongan. Kehidupan sejatinya hanya untuk merendah pada yang berkuasa, kehidupan adalah untuk menghormati, dan tunduk pada yang berkuasa.

Saturday, November 12, 2016

Penghianatan dan Penyelamatan..

Engkau yang sedang terluka oleh pengkhianatan, dengarlah ini …

Pembalasan tercantik untuk dia yang mengkhianati cintamu, adalah menjadi pribadi yang diinginkan oleh orang-orang yang lebih baik daripadanya.

Jangan turunkan kelas pribadimu karena kepalsuannya.

Jangan rusak daya tarikmu karena dustanya.

Jangan redupkan sinar keindahan wajahmu karena keburukan hatinya.

Dan jangan turuti kecenderungan umum untuk mengambil apa pun sebagai penggantinya agar engkau tak merasa dibuang.

Engkau lebih berkelas daripada itu.

Indahkanlah dirimu. Gembirakanlah hatimu dalam pergaulan yang lebih terhormat.

Memang sulit untuk melihat kebaikan di balik luka pengkhianatan.

Tapi bersabarlah.

Jadilah pribadi yang lebih menarik bagi orang-orang yang lebih berkelas daripada seorang pengkhianat cinta.

Engkau akan mensyukuri ini nanti, karena sesungguhnya pengkhianatannya adalah penyelamatanmu.

Uuuh … indah sekali ya?

Katakanlah …

"Pengkhianatannya adalah penyelamatanku."

Smile please?!

Thursday, November 10, 2016

Kebahagiaan Dari Segala Arah

Semua orang kepengin bahagia, tapi nggak semua orang mau berusaha untuk bahagia.
Bahagia itu harus diusahakan dulu sendiri. Kalau menggantungkan kebahagiaan ke orang lain ya repot juga yes. Karena, orang lain yang kita "gantungi" bahagia itu juga bisa jadi sedang mencari bahagianya sendiri.
Punya uang banyak bukan jaminan bahagia. Banyak orang kaya yang nggak bahagia. Cinta? Banyak kan yang galau karena cinta?
Bahagia itu, menurutku, masalah pribadi antara kita dengan diri kita sendiri. Bahagia gak bisa dicari di luar, kalo diri kita gak/belum bahagia. Orang yang bahagia juga mereka yang mau menerima dirinya sendiri apa adanya, menerima kenyataan dengan ikhlas.
Kebanyakan orang yang bahagia itu, menurut pengamatanku, adalah mereka yang tenang. Bukan pendiam ya, tapi tenang. Orang bisa tenang bukan karena nggak punya masalah. Semua orang pasti punya masalah, bukankah?
Orang yang bahagia juga adalah mereka yang selalu bersyukur & nggak membiarkan pikiran buruk melintas dalam kepalanya. Namanya manusia, nggak mungkin sih nggak punya pikiran & perasaan buruk, tapi bisa kan dikeluarkan? Bisa. Kalo mau.
Kepala yang tadinya cuma diisi keluhan atau keinginan untuk balas dendam, bisa diganti dengan bersyukur & ikhlas. Kalo pikiran kita ikhlas, hati kita jadi ikutan bersyukur - meskipun sebenarnya keadaan sedang buruk banget. Dan yang nggak kalah penting adalah memilih orang-orang yang berada di sekitar kita. Pengeluh akan membuat kita jadi pengeluh juga.
Bukan cuma orang, tapi juga foto, lagu, cerita yang sedih akan membuat kita ikut sedih. Cari yang bikin bahagia dong.
Bahagia itu nggak harus punya alasan. Bahagia itu bahagia dengan apa yang ada, dengan apa yang kita punya. Kalau kita sedang bahagia, kita akan lebih banyak memberi. Dan orang lain pun akan ikut bahagia. Yay!
Intinya, bahagiakan diri sendiri dulu yuk, sebelum membahagiakan orang lain. Dan jangan berharap kebahagiaan dari orang lain.

Monday, August 1, 2016

Yesterday Today Tomorrow

Banyak orang yang stress karena memikirkan masa lalu atau masa depan mereka. Memang, pengalaman dari masa lalu adalah hal yang paling berharga yang kita dapatkan, dan itulah yang membuat kita tumbuh dan berkembang hingga saat ini. Masa depan pun adalah suatu hal yang penting, karena di masa deppan kita pun akan menikmati apa yang sudah kita kerjakan sekarang. Namun apabila semua itu kita fikirkan secara bersamaan dengan masa kini, maka kita akan senantiasa stress luar biasa dalam kehidupan kita, apalagi ditambah dengan semua permasalahan yang ada di kehidupan kita. Semua pasti ada porsinya, tiap-tiap masa bisa kita fikirkan pada waktu dan kondisi yang tepat, ada baiknya kita membuat rancangan atau planning yang simple tentang masa depan, dan ada kalanya kita bisa mengenang masa lalu hanya dalam sebatas “Flashback” saja, tidak perlu berlama-lama. Nah yang menarik di saat-saat ini adalah kita mulai menggunakan imajinasi kita untuk merubah apa yang selama ini kita lakukan. Semua orang pasti mempunyai kekuatan untuk merubah hidupnya, itu sudah pasti dan mutlak, permasalahannya adalah pada tingkat kemauan mereka saja. Banyak sekali orang yang telah merencanakan kehidupannya sebaik mungkin, dan karena salah perhitungan sedikit saja, maka mereka anggap kehidupan mereka telah hancur. Kita terlalu gampang putus asa, sebenarnya apa yang rusak bisa saja diperbaiki, atau dicari jalan keluar lain. Banyak sekali dari kita yang langsung menyerah hanya karena kerusakan sedikit dari rencana kita, hebatnya lagi, kita lebih suka untuk murung berhari-hari hanya untuk memikirkan kegagalan dan nasib kita. Lucunya lagi, kita punya masalah yang banyak, dan kita lebih suka mengikutsertakan masalah-masalah itu. Bayangkan saja, masalah percintaan digabungkan dengan masalah keluarga, ditambah lagi dengan pergaulan dan akademik, bidangnya saja sudah bercampur aduk seperti itu, namun masih saja difikirkan dalam waktu yang lama. Apakah kita lebih suka untuk tertidur ketika kita jatuh daripada bangun dan mulai berjalan kembali? Apabila jawaban anda “Ya” maka anda hanyalah pribadi yang lebih suka menikmati kegagalan daripada kesuksesan. Anda bangga dengan pendirian anda yang seperti itu? Pendirian yang memalukan dan sesat seperti itu hanyalah cocok bagi mereka yang telah kehilangan jati diri mereka sebagai manusia, ingat “Kehilangan” bukannya “Belum Menemukan”. Lalu bagaimana sebenarnya pribadi yang baik dalam menjalani kehidupan? Pribadi yang baik ialah mereka yang telah jatuh dan segera berdiri dan kembali berjalan, penderitaan kita saat kita jatuh bukanlah sesuatu yang untuk kita nikmati, namun sesuatu yang untuk kita pelajari dan ingat baik-baik sehingga kita tidak akan mengulang kesalahan kita lagi. Masa lalu biarlah berlalu, apabila kita teringat akan masa lalu, biarlah itu menjadi intermezzo dalam kehidupan kita saja. Masa depan memang penting, bentuklah masa depan dari sekarang, perbuatlah hal-hal yang berguna mulai dari sekarang, dan tekunilah kegiatan tersebut dan kembangkan menjadi kegiatan yang lebih baik tiap kali kita melakukannya. Tidak perlu memikirkan masa depan seperti apa, karena Tuhan telah merancang kehidupan kita sebegitu indahnya, dan kitalah yang sebenarnya kesusahan untuk memahami pemberian Tuhan yang indah itu. Tetaplah percaya, tetaplah bersyukur, dan tetaplah setia pada kebaikan yang telah anda lakukan dan jalani selama hidup ini. :)

Tuesday, July 26, 2016

Bahagia Gak Mesti Punya Kan?

Bahagia itu berhenti mengharapkan sesuatu dan menikmati apa yang ada sekarang ☺
Segala yang dibutuhkan akan diberikan oleh Semesta pada waktunya.
Kalau sekarang belum, itu karena kita sebenarnya belum butuh.
Dan kadang penolakan itu hal yang baik.
Bisa jadi penolakan itu sebenarnya malah menjauhkan kita dari hal (yang lebih) buruk.
Ketika dihadapkan dengan sebuah masalah, sebenarnya yang harus diperbaiki bukan masalah itu, tapi cara berpikir kita. Coba deh ☺
Hidup ini sebenarnya sederhana.
Apa yang kita berikan kepada hidup, akan dikembalikan kepada kita.
Pilih yang baik. Berdamai dengan diri sendiri. Berdamai dengan hidup ☺


"Happily Ever After starts every time you woke up."

Tuesday, July 19, 2016

Cinta Terbaik

Jujur saja ku tak mampu 
Hilangkan wajahmu di hatiku 
Meski malam mengganggu 
Hilangkan senyummu di mataku 
Ku sadari aku cinta padamu
Meski ku bukan yang pertama di hatimu 
Tapi cintaku terbaik untukmu 
Meski ku bukan bintang di langit 
Tapi cintamu yang terbaik
Jujur saja ku tak mampu 
Tuk pergi menjauh darimu 
Meski hatiku ragu 
Kau tak di sampingku setiap waktu 
Ku sadari aku cinta padamu
Meski ku bukan yang pertama di hatimu 
Tapi cintaku terbaik untukmu 
Meski ku bukan bintang di langit 
Tapi cintamu yang terbaik
Oh meski ku bukan yang pertama di hatimu 
Tapi cintaku terbaik untukmu 
Meski ku bukan bintang di langit 
Tapi cintamu yang terbaik
Oh meski ku bukan yang pertama di hatimu 
Tapi cintaku terbaik untukmu 
Meski ku bukan bintang di langit
Tapi cintamu yang terbaik
Tapi cintamu yang terbaik

Friday, July 1, 2016

Mencintai Tanpa Memiliki, Memang Bisa?

Konsep percintaan yang sedang saya pelajari adalah mencintai tanpa memiliki. Ya, saya memang terbiasa dengan konsep mencintai yang memiliki, jadi kita bisa hidup bersama dengan orang yang dicintai. Apa yang lebih membahagiakan dari hal tersebut, menemaninya sejak matahari terbit hingga terbit lagi, menghabiskan sisa hidup kita bersamanya, dan mendapat limpahan cinta darinya.
Jika mencintai tapi tak bisa memiliki, maka kemungkinannya bisa dibagi dalam dua hal, yaitu saling cinta tapi tak bisa memiliki, atau cintanya bertepuk sebelah tangan. Untuk yang saling mencintai, penyebab tak bisa memiliki adalah yang dicintai sudah milik orang lain, tidak mendapat restu orang tua, mementingkan ego sendiri-sendiri. Sedangkan cinta bertepuk sebelah tangan, sudah jelas ada satu pihak yang merasa keberatan jika terjalin hubungan.
Kita bahas yang pertama ya, karena untuk yang kedua saran saya sih cari yang lain saja yang juga mencintai Anda. Bagaimana jika saling cinta tapi tak bisa bersama. Pedihnya luar biasa. Hati sudah meledak-ledak ingin bersatu dengan tambatan hatinya, tapi ada kaca yang menghalangi. Bisa melihatnya, tapi tak bisa menyentuhnya dan merasakan sentuhannya. Resiko dalam menjalani hubungan seperti ini adalah sakit hati yang melanda,dan hati-hati berkembang jadi sakit jiwa. Bisa juga sih kalau seseorang sudah ikhlas, maka yang dicintai bersama siapapun atau melakukan apaun, dia bisa tetap tersenyum sambil berkata ‘Aku bahagia untukmu’.
Memang ada yang bisa begitu?


Ada juga yang tak bisa memiliki, tapi sembari menunggu yang dicintai mau, maka dia menjalin hubungan dengan yang lain. Misal menikah atau berpacaran dengan orang lain yang sebenarnya tidak dicintainya. Jadi, dia tidak menyia-nyiakan hidupnya, cintanya jalan paralel, dan let it flow saja.
Jika hubungan sudah terjalin dengan yang lain, kemudian di tengah hubungan ternyata ada seseorang di luar yang lebih layak dicintai, maka konsep mencintai tapi tak memiliki ini juga sering digunakan sebagai alasan diperbolehkannya hubungan ini.’Saya setia lo, makanya saya tetap dengan pasangan resmi saya, meskipun hati ini sudah ada yang punya’.
Dua contoh terakhir, akan mengurangi kepedihan karena tak bisa memiliki. Ya, karena ada seseorang di samping kita, yang entah tahu entah tidak pasangannya telah menyewakan hatinya untuk orang lain. Kalau lagi rindu yang dikecup ya pasangan resmi. Kalau lagi cemburu yang kena getahnya juga pasangan resmi.
Sekarang, kalau kita memilih jalan itu,mencintai tanpa memiliki, memangnya bisa ikut senang, saat incaran kita tertawa bahagia dengan pasangannya? Memangnya tidak iri, kalau si pasangan bisa bebas menyentuh incaran kita? Memang tidak sebal, melihat kemesraan mereka berdua? Memangnya, mau menunggu sampai kapan? Kalau sadar akan resikonya, ya teruskan saja. Tapi janji ya, tidak sakit hati. Tapi jika tidak tahan, sebaiknya cari penggantinya. Memang bakal susah melupakannya, tapi manusia bisa berubah. Jadi jika sekarang hati ini untuknya, suatu hari bisa untuk orang lain yang tulus mencintai kita.
Apakah tidak mungkin suatu saat bisa bersama? Bisa saja, siapa yang tahu nasib manusia. Namun sembari menunggu saat itu, apakah tidak lebih baik memberi cinta kita pada orang-orang terdekat? Jangan berusaha memiliki yang belum dikendaki Tuhan, bisa-bisa Tuhan membatalkan rencananya untuk menyatukan kita.
Memang tidak boleh? Ya boleh saja, tergantung yang menjalani. Hubungan yang tidak mengikat tentu saja tidak punya tujuan, tapi memberi kenikmatan pada pelakunya. Sama-sama suka, sama-sama menikmati sensasinya, tapi tidak melakukan apa-apa. Yah, ‘hanya’ menyerahkan hati saja. Hubungan yang tidak akan kemana-mana, jika Tuhan tidak ikut campur menyelesaikannya. Dosa? Tanya saja pada hati nurani, ada perasaan bersalah atau tidak. Jika kita harus menutupinya dari pasangan resmi, itu sudah masuk kategori bersalah. Jika kita tidak rela pasangan kita melakukan hal yang sama, itu juga masuk kategori bersalah.
Huaaahaha, membahas beginian capek juga ya. Susah mencari titik temunya. Tapi semoga kita bisa memilih yang terbaik untuk kita, tidak menjadi korban perasaan, apalagi berkorban untuk sesuatu yang sia-sia.

Saturday, April 30, 2016

I'am a Winner

Katakanlah …

Aku tak diciptakan untuk kalah.

Kemenangan adalah hak hidupku.

Itu sebabnya sulit bagiku untuk menenangkan diri dalam kekalahan, tak mudah bagiku menyaksikan keberhasilan orang lain, dan itu pasti sebabnya aku membenci keadaan yang begini-begini saja.

Aku harus berani.

Aku harus berani meninggalkan kebiasaan lama yang hanya membuatku gelisah dan minder.

Aku harus berani memasukkan diriku kedalam pergaulan yang selama ini kujauhi, dan melibatkan diriku dalam pekerjaan yang baik hasilnya bagi diriku dan sesamaku.

Aku harus berani.

Aku akan tampil lucu sekali, jika aku memimpikan yang tinggi dan besar, tapi semangatku rendah dan keberanianku kecil.

Aku harus berani.

Kehidupan yang tidak berani, bukanlah kehidupan yang menarik.

Aku harus berani sukses, atau aku harus ikhlas meratap dalam kelemahan.

Ini hidupku, aku harus berani.

I am a winner!

Thursday, April 14, 2016

Langit..

ni tentang cerita seseorang yang slalu underestimate terhadap dirinya sendiri, dia selalu menganggap dirinya adalah langit, bagi orang2 awam dan belum mengerti akan tata surya, langit dianggap tempat bergantungnya bulan, matahari dan bintang serta awan, pria tadi berfikir saat itulah langit akan dikagumi dan disanjung2, namun ketika orang2 tadi mengerti bahwa bulan, bintang, matahari dan awan tidak tergantung di langit, maka mereka akan mulai melupakan bahwa langit itu pernah ada,,, padahal diakui atau tidak, dimengerti atau tidak, manusia akan tetap mengagumi langit apa adanya, karena tanpa langit, pelangi takkan berbias indah, bulan tak akan berbinar terang, mentari takkan hangat menyinari dan bulan kan slalu terlihat temaram, langitlah yang melihat berjuta cerita, menampung berjuta asa tanpa pernah berbicara dan bercerita, langit bukanlah tempat bergantungnya harapan, tapi setidaknya bisa menjadi teman bahkan bagi mereka yang benar-benar sendirian... langit memang indah bukan?

Sunday, March 13, 2016

Life and Death

We are born.We grow.We grow old. We die.No one really knows why we are born.No one really knows what happens when we die.So what is the point of this existence? Do you know?

What is the point of living? That is a big question to which all wisemen who’ve ever walked the earth and all the religions thus formulted have been trying to give an easy answer. In order to make it comprehensible to human beings, the matter tends to be conveyed in terms of principles and theories that are based on “forms”. Only people, who’ve attained the “ultimate enlightment”, precieve the answer behind the words. Only people who are absolutely enlighted know the secret of “knowing self”. And only by knowing “self” that the purpose of existence would come to you spontaneously. The secret of “knowing self” cannot be spoken of because it is not supposed to be expressed in words. Words are “forms” as they are so they cannot be used to speak of something that is not even formless. Secondly, it is like watching a “Hitchcock” movie, you’ll never ever know if you could guess the ending yourself if somebody told you before. So the enlightment attained this way is not your own, it is somebody else’s. The one who told you have actually ripped you off the chance of attaining absolute enlightment and living it out in this life. That is cruelty, that is also “doing the bad with good intention”.

So the wisemen and sages have had nothing to say really. So they used mataphors and analogy in Sutras and Bible, hoping by using words of forms they could lead you to the “way” of knowing self. These are good intentions but usually end up misleading because there is NO way. Sentient beings are normally so absorbed in forms that they cannot be dettached from it at all. They even dwell on the forms thus stated in the holly scripts so much that they become superstitious, thinking there is a formless “form of holiness and power” that creates and controls every being and happening in the universe(s).

So, you do not exist to make money, my friend, to lose it and to die without being able to bring it with you. You do not exist because you have to live for the ones you love, to raise kids and watch them staying away from you even before you die. They are all forms and appearances that are impermanent and fleeting. You exist for the purpose of “knowing self”. Knowing self can never be sought after either. Seeking is “doing”. “Self” is being. It would reveal itself to you only when you are ready.

To live, in the other words, is get yourself ready to percieve the abolute, ultimate truth of “self”. That is to say to cleanse your mind from the “evil thoughts” that has been accumulate during this life and those over previous lives. These evil thoughts originate from separation - to separate between self and others. Life of calamity would repeat itself over and over again if you do not relinquish separation or dualistic discrimination. Only freeing yourself from separation would “self” be able to expose itself to you. You can’t embrace dualistic discrimination and seek for “self’ at the same time. It won’t happen. So whenever you do anything upon anybody else, put yourself in that person’s position; whether he is a waiter at a resturant, a cleaner of the office or a garbage collector at your backdoor. “Treat others like yourself” as many sages have said. Only by giving yourself up totally would you be able to transcend your spirit to the same level of the infinite intelligence (God or Buddha) and “self” would dawn on you on its own will. Now, you have something to do with your own existence, don’t you?!

Friday, March 4, 2016

Seandainyaa..

Hmm … seandainya kita lebih sering membayangkan hasil baik dari upaya kita, daripada menggelisahkan kemungkinan buruk, mungkin akan lebih banyak orang yang kita termui, dan lebih banyak pekerjaan yang kita coba.

Tuhan tidak merencanakan kita gagal.

Semua tuntunan dan bahkan ketegasan Tuhan dalam mengharuskan kesetiaan kepada yang benar, adalah untuk kebaikan kita.

Maka marilah kita lebih berharapan baik, dan mengurangi kebiasaan menduga keburukan di balik kejadian dan niat Tuhan.

Kita akan berupaya sebaik dugaan kita.

Maka dugalah yang baik-baik.

Tuesday, February 9, 2016

"Katakanlah"

Aku mungkin kalah dari waktu ke waktu, tapi aku bukan pecundang.

Seorang pemenang adalah jiwa bersahaja, yang bangkit lagi setiap kali dia jatuh.

Aku hanya harus bangkit satu kali lebih banyak dari jumlah jatuhku.

Aku boleh jatuh seratus kali atau seribu kali, tapi aku akan tampil sebagai pemenang, asalkan aku bangkit seratus satu kali, atau seribu satu kali.

Ini hidupku. Bukan jatuhku yang penting, tapi bangkitku.

I may lose, but I am not a loser.

Aku mungkin kalah, tapi aku bukan pecundang.

I am a winner in the making!

Tuesday, January 26, 2016

Masa Lalu..

Anda tidak akan mungkin berhasil
melupakan kepedihan masa lalu,
karena untuk melupakannya
Anda harus mengingatnya lagi.

Setelah Anda melakukan semua hal
untuk lupa, Anda akan semakin ingat
apa yang ingin Anda lupakan.

Sudahlah...

Hiduplah dalam kenyataan hari ini,
syukurilah pelajaran yang disediakan
oleh kepedihan itu,
dan masukilah masa depan Anda
dengan ceria,
dalam tuntunan kasih sayang Illahi.

Saturday, January 2, 2016

Lantas Sesederhana Itu?

Beberapa lagu memang bisa membawa kita kembali pada masa lalu. Lantas kita bisa apa?
Terkadang yang nggak ada dicari cari. Sedangkan yang ada di depan mata dicuekin. Cinta memang banyak maunya. lantas kita bisa apa?
Waktu putus cinta rasanya seperti mau mati tapi kenyataannya, kita masih hidup dan masih bisa jatuh cinta (lagi). Untuk melupakan cinta lama, temukanlah cinta baru. Meski akhirnya akan terluka (lagi).
Terkadang cinta, dimulai dengan senyuman, pindah ke ranjang, lalu berakhir dengan saling melupakan. Sesederhana itu.
"Setiap kisah punya makna. Setiap mantan punya cerita yg berbeda."