Aku mengingatnya sebagai gadis sipit. Apalagi jika dia tertawa. Tetapi, senyumnya begitu manis. Bak pelangi yang muncul setelah badai mereda. Membahagiakan.
Aku mengenalnya di bawah langit yang sama. Takjauh dari pantai berpasir lembut. Sebentuk rumah yang kokoh, dengan anak tangganya yang mengular. Di jendela itu. Ya, di jendela itu dia memberikan senyum manisnya. Senyum terindah yang memaksimalkan cuaca hari ini. Angin. Gelombang yang pantas. Dan aku semakin mantap memainkan papan seluncurku.
“Aku begitu mencintai matahari meski teriknya bisa membunuhku. Aku tak membencinya meski keberadaannya membuatku terpenjara di kamar. Aku dan dia hanya belum berjodoh saja. Mungkin nanti ketika aku telah siap menari dan bermain musik dengannya. Percayalah.”
Kata-katamu adalah pilihan. Itulah kalimat terindah yang pernah mampir di telingaku. Alasanmu tidak keluar rumah pada siang hari membuatku tertegun. Aku yang sudah biasa menantang matahari tiba-tiba menjadi patung. Dan pada saat itulah aku meleleh di hadapannya. Lalu aku dan dia mencari waktu terbaik.
… dan sinar bulan adalah saksinya.
Waktu berkelebat. Dan baru kusadari kalau ini adalah musim panas ketiga. Gadis bermata sipit itu sudah tiada. Jendela kamarnya tertutup. Kain penghiasnya taklagi bergemulai. Anak tangga yang mengular dan bangunan rumah itu pun membisu. Takada kata-kata.
Yang kuingat, hanya tangan kita yang berkata. Tanganmu berkata bahwa dari jendela itu, kamu bisa melihatku berselancar. Melihat taburan permata di permukaan laut. Lalu memainkan senar gitar yang membawa nada indah ke penjuru pantai. Menari bersama tepukan kerang-kerang dan kilauan mutiara. Dan kedua tangan kita hanya bisa saling melambai. Lalu menjauh …
Sungguh menyakitkan. Lambaian itu telah mengakhiri segalanya. Semua kenangan manis itu pun meleleh di bawah terik matahari. Alunan nada merdu itu pun menghilang. Memuai tak meninggalkan jejak. Apakah kita hidup di dunia ini demi seseorang? Aku pun berharap suatu saat bisa mendengar suaramu. Bersama senyum sang pelangi.
No comments:
Post a Comment